Baru terjun ke dunia bisnis online dan Sobat sering mendengar istilah seller dan reseller? Bingung apa perbedaan seller dan reseller?
Kedua model bisnis ini memang sama-sama populer, tetapi cara kerjanya berbeda. Simak artikel ini sampai akhir untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya, yuk!
Apa Itu Seller & Reseller?
Seller dan reseller konteksnya memang sama-sama berjualan, tetapi memiliki pengertian berbeda.
Seller
Seorang seller adalah individu atau perusahaan yang memproduksi atau menciptakan produknya sendiri. Mereka adalah sumber pertama dari sebuah barang.
Seller bertanggung jawab atas seluruh rantai produksi, mulai dari ide, desain, pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga penentuan merek dan harga.
Contohnya, pengrajin yang membuat tas kulit sendiri, koki yang membuka usaha kue rumahan, atau desainer yang memproduksi pakaian dengan mereknya sendiri.
Reseller

Sementara itu, reseller adalah individu atau perusahaan yang membeli produk dari pihak lain, seperti seller, distributor, atau supplier, untuk dijual kembali kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Reseller tidak terlibat dalam proses pembuatan produk.
Contohnya, seseorang yang membeli pakaian dalam jumlah banyak dari sebuah garmen lalu menjualnya kembali secara eceran di toko online miliknya.
Perbedaan Seller dan Reseller dari Cara Kerjanya
Agar lebih jelas, mari kita bedah perbedaan seller dan reseller dalam bentuk tabel perbandingan.
| Aspek Perbedaan | Seller | Reseller |
| Sumber Produk | Memproduksi barang sendiri dari bahan mentah atau setengah jadi. | Membeli produk jadi dari seller, supplier, atau distributor. |
| Manajemen Stok | Mengelola stok bahan baku dan stok produk jadi. | Hanya mengelola stok produk jadi yang siap jual. |
| Branding & Merek | Membangun dan memiliki merek sendiri dari awal. | Menjual produk dengan merek milik orang lain. |
| Modal Awal | Cenderung lebih besar untuk bahan baku, alat produksi, dan riset. | Cenderung lebih kecil, hanya untuk membeli stok produk awal. |
| Kontrol Harga | Memiliki kontrol 100% atas penentuan harga jual. | Terbatas, sering kali mengikuti Harga Eceran yang Disarankan (HET). |
| Risiko | Risiko produksi gagal, produk tidak laku, dan biaya produksi tinggi. | Risiko produk tidak laku dan persaingan harga dengan reseller lain. |
| Inovasi Produk | Punya kebebasan penuh untuk berinovasi dan menciptakan produk baru. | Tergantung inovasi yang dilakukan oleh supplier atau produsen. |
Contoh Kasus Perbedaan Seller dan Reseller
Masih bingung perbedaan seller dan reseller? Mari lihat gunakan satu contoh, yaitu bisnis fashion hijab.
Misalnya, Rina memiliki kemampuan desain dan hasrat di dunia fashion muslim. Ia memutuskan untuk menjadi seller dengan mereknya sendiri.
- Produksi & Desain: Rina merancang model hijab, mencari pemasok kain premium, dan bekerja sama dengan penjahit lokal untuk memproduksi hijab dengan merek “Aluna Hijab”.
- Branding: Ia membangun identitas merek “Aluna Hijab” dari nol, lengkap dengan logo, kemasan premium, dan cerita di balik desainnya.
- Penjualan & Harga: Rina menjual produknya melalui website sendiri dan butik. Ia menetapkan harga jual Rp150.000 per buah, dengan modal produksi sebesar Rp70.000.
- Keuntungan & Kontrol: Keuntungannya adalah Rp80.000 per hijab. Ia memiliki kontrol penuh atas kualitas, desain, dan citra mereknya.
Kemudian, Dina yang juga ingin berbisnis fashion muslim, belum punya modal kalau harus produksi dan membangun sendiri.
Namun, ia ingin cepat berjualan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Dina melihat brand “Aluna Hijab” milik Rina dan tertarik menjualnya kembali sebagai reseller.
- Sumber Produk: Dina menghubungi Rina dan mendaftar sebagai reseller resmi “Aluna Hijab”. Ia membeli stok awal dengan harga khusus reseller, yaitu Rp120.000 per buah.
- Branding: Dina menjual produk dengan merek “Aluna Hijab”. Ia tidak perlu membangun merek dari awal, cukup mengikuti panduan yang sudah ada. Ia menjualnya melalui toko online miliknya di marketplace.
- Penjualan & Harga: Dina membuat konten pemasaran di media sosial. Harga jual yang disarankan oleh Rina adalah Rp150.000, sama dengan harga di butik resmi.
- Keuntungan & Fokus: Keuntungan Dina adalah Rp30.000 per hijab. Ia tidak menanggung risiko produksi dan dapat fokus sepenuhnya pada strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan.
Nah, dari contoh kasus ini jelas, ya, mereka sama-sama berjualan dan mendapatkan keuntungan, tetapi dengan cara kerja yang berbeda.
Mana yang Lebih Menguntungkan?

Sobat sudah mengetahui perbedaan seller dan reseller, tetapi mungkin masih bertanya-tanya mana yang lebih menguntungkan?
Sebenarnya tidak ada jawaban tunggal, karena keuntungan bergantung pada banyak faktor.
Keuntungan Menjadi Seller
- Margin profit lebih tinggi karena tidak ada perantara. Seller mendapatkan keuntungan maksimal dari setiap produk yang terjual,
- Seller dapat membangun citra merek yang kuat dan loyalitas pelanggan jangka panjang. Nilai jual bisnis pun lebih tinggi.
- Seller bisa cepat beradaptasi dengan tren pasar dengan menciptakan atau memodifikasi produk.
Keuntungan Menjadi Reseller
- Reseller tidak perlu pusing memikirkan biaya dan kegagalan produksi. Jika satu produk tidak laku, reseller bisa dengan mudah beralih ke produk lain.
- Reseller bisa memulai bisnis dengan cepat tanpa perlu investasi besar pada peralatan atau bahan baku.
- Seluruh waktu dan energi dapat dicurahkan untuk strategi penjualan dan pemasaran.
Kesimpulannya, pilih menjadi seller kalau Sobat punya ide produk yang unik, hasrat untuk menciptakan produk, ingin membangun brand sendiri, memiliki modal, serta kesiapan menanggung risiko produksi.
Namun, sebaiknya menjadi reseller dulu kalau ingin memulai bisnis dengan cepat dan modal masih minim, serta tidak ingin repot mengurus produksi.
Sobat bisa mencari supplier yang menerima reseller dengan sistem dropship agar tidak perlu menyetok barang.
Atau, kalau tak mau repot, Sobat juga bisa menjadi reseller di Evermos! Evermos memudahkan siapa saja memulai bisnis tanpa modal.
Sobat akan mendapatkan akses ke 56.000++ produk halal dari 700++ brand lokal berkualitas yang siap dijual.
Cara daftar reseller di Evermos juga mudah dan GRATIS!
Sobat cukup unduh aplikasi Evermos di Play Store/App Store, lengkapi formulir data diri, lakukan verifikasi nomor telepon, dan Sobat sudah bisa berjualan produk-produk dari Evermos!
Tidak dikenakan biaya pendaftaran, tidak perlu stok produk, Sobat cukup maksimalkan promosi dan melayani pembeli saja.
Semua proses pengemasan hingga pengiriman akan diurus tim Evermos! Serta masih banyak keuntungan reseller yang akan Sobat dapatkan.
Yuk, join reseller Evermos sekarang!
